ASEAN – AS Kerjasama Jadikan Indo-Pasifik Kawasan Damai Dan Makmur

  • Bagikan
Menteri Luar Negeri China Wang Yi (keempat kiri) berfoto bersama dengan para menteri luar negeri negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dalam Pertemuan Ke-55 Para Menteri Luar Negeri ASEAN atau AMM 2022 di Phnom Penh, Kamboja, Kamis (4/8/2022). (ant/rtr)
Menteri Luar Negeri China Wang Yi (keempat kiri) berfoto bersama dengan para menteri luar negeri negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dalam Pertemuan Ke-55 Para Menteri Luar Negeri ASEAN atau AMM 2022 di Phnom Penh, Kamboja, Kamis (4/8/2022). (ant/rtr)

JAKARTA (Berita): Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mendorong negara anggota ASEAN dan Amerika Serikat  bekerja sama untuk menjadikan Indo-Pasifik sebagai kawasan yang damai dan makmur.

Dorongan itu disampaikan Menlu RI dalam pertemuan para menteri luar negeri anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Amerika Serikat yang berlangsung di Phnom Penh, Kamboja pada Kamis (4/8).

“Indo-Pasifik adalah kawasan masa depan kita. Masa depan kita akan tergantung bagaimana kita mengelola Indo-Pasifik,” kata Retno Marsudi, seperti disampaikan dalam keterangan Kemlu RI yang diterima di Jakarta, Jumat (5/8/2022).

Pada pertemuan tingkat menteri ASEAN-AS itu, Menlu RI menyampaikan harapan agar pendekatan inklusif, pembangunan rasa saling percaya (strategic trust), penghormatan terhadap hukum-hukum internasional dapat terus menjadi cara pandang dalam kerja sama di Indo-Pasifik.

Retno juga menekankan bahwa bagi Indonesia dan ASEAN, kerja sama konkret dengan semua mitra, termasuk dengan AS, sangat penting artinya.

“Kerja sama-kerja sama tersebut tentunya harus merupakan kerja sama yang saling menguntungkan dan dapat berkontribusi bagi perdamaian, stabilitas dan kemakmuran Indo-Pasifik,” ujarnya.

Dalam pembukaan pertemuan itu,  Retno menyebutkan sejumlah tantangan yang sedang dihadapi oleh dunia saat ini, antara lain perang di Ukraina, COVID-19 yang belum sepenuhnya berlalu dan munculnya wabah cacar monyet.

Situasi tersebut, menurut dia, berdampak besar pada dunia terutama negara berkembang, misalnya dengan munculnya ancaman ketahanan pangan dan energi serta ruang fiskal yang semakin menekan.

“Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah apa yang dapat dilakukan oleh kemitraan ASEAN-AS dalam menghadapi tantangan ini,” kata Retno.

Untuk itu, dia menyampaikan bahwa dunia saat ini sangat memerlukan kearifan dan tanggung jawab para pemimpin dunia agar perdamaian dan stabilitas tetap terjaga.

Sebagai penutup dalam sambutannya,  Retno sebagai co-chairs pertemuan itu menyampaikan bahwa anggota ASEAN dan AS perlu terus bekerja untuk mempersiapkan tingkat baru hubungan kedua pihak menjadi Kemitraan Komprehensif Strategis yang rencananya akan diluncurkan pada November 2022.

Retno meyakini bahwa tingkat kemitraan yang baru itu akan menjadi sarana yang sangat baik bagi upaya meningkatkan kerja sama antara semua anggota ASEAN dan AS. (ant)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *