PAKISTAN (Berita): Sedikitnya 903 orang tewas di Pakistan akibat hujan lebat dan banjir di saat musim panas dan siklus hujan monsun kedelapan, ujar Menteri Perubahan Iklim Pakistan kepada CNN, Rabu (24/08/2022), saat negara itu meminta bantuan internasional.
“Ribuan orang kehilangan tempat tinggal, kekurangan makanan dan jalur komunikasi terputus dampak bencana kemanusiaan yang baru terjadi,” kata Sherry Rehman.
Melalui tweetnya juga dipaparkan, “diantara yang tewas adalah 326 anak-anak. Pemerintah menggunakan semua sumber daya yang tersedia untuk membantu para korban,” tuturnya.
Hujan monsun lebat dan banjir telah mempengaruhi 2,3 juta orang di Pakistan sejak pertengahan Juni, menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA).
“Setidaknya 95.350 rumah hancur, menurut badan kemanusiaan itu. Provinsi tenggara Sindh dan provinsi barat daya Balochistan adalah dua provinsi yang paling terkena dampak manusia dan infrastruktur,” tulis OCHA dalam siaran pers Selasa .
Pada Rabu, Otoritas Manajemen Bencana Nasional (NDMA) pemerintah mengatakan lebih banyak dana internasional diperlukan untuk bantuan banjir, rehabilitasi, dan rekonstruksi infrastruktur yang rusak.
Rehman berbicara pada briefing NDMA pada Rabu, menyamakan situasi dengan rekor banjir pada tahun 2010 tetapi mengatakan sebagian besar Balochistan, Punjab selatan, dan 30 distrik di wilayah Sindh menghadapi bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Lebih banyak hujan lebat dan banjir diperkirakan, sekolah-sekolah di Balochistan dan Sindh telah ditutup untuk mengantisipasi musim hujan baru yang diperkirakan menjelang akhir minggu.
China mengatakan pada Rabu bahwa mereka akan memberikan bantuan kemanusiaan darurat ke Pakistan, menurut tweet dari Kedutaan Besar China di Pakistan.
Pasokan itu akan mencakup 25.000 tenda bersama dengan $300.000 dalam bentuk uang tunai darurat untuk membantu daerah-daerah yang dilanda banjir di Pakistan, menurut pernyataan itu.
Pakistan mengalami hujan muson setiap tahun, namun tidak seburuk hujan musim panas ini, kata Rehman kepada CNN.
Warga tidak siap jika menghadapi 400 milimeter (sekitar 15 inci) hujan turun selama berjam-jam di kota terbesar Pakistan, Karachi, katanya.
Tidak ada kota yang terstruktur tahan iklim yang dapat mengatasi jumlah air besar dalam waktu yang singkat. Ini adalah hujan deras dengan proporsi alkitabiah, ” ujar Rehman.
Juli adalah hujan yang terparah dalam tiga dekade, dengan 133% lebih banyak hujan daripada rata-rata selama 30 tahun terakhir, Otoritas Manajemen Bencana Nasional mengatakan pada awal Agustus.
Balochistan, berbatasan dengan Iran dan Afghanistan, menerima 305% lebih banyak hujan daripada rata-rata tahunan, kata badan bencana Pakistan. (cnn/nwy)