BERLIN (Waspada): Seperti halnya di Inggris, Prancis dan Norwegia, para pemain yang merumput di Bundesliga Jerman pun rela gaji mereka dipotong untuk mengurangi beban finansial klub akibat krisis virus corona.
Menurut CEO Bundesliga Christian Seifert (foto kanan), sekitar 56.000 lapangan kerja dalam bisnis sepakbola dipertaruhkan menyusul penghentian sementara liga.
Seifert menambahkan bahwa lebih separuh dari 36 klub divisi dua Jerman terancam mati dan kerugian total jika kompetisi musim ini dibatalkan adalah 750 juta euro untuk seluruh klub.
Sepakbola Jerman menjerit akibat dampak finansial pandemi Covid-19. Para pemain Borussia Dortmund kemudian ikut menyatakan rela gaji mereka dipotong klub.
“Ini pertanda solidaritas tak ternilai,” kata CEO Hans-Joachim Watzke seperti dilansir ESPN, Rabu (25/3).
“Borussia Dortmund akan menghemat total puluhan juta yang akan membantu melindungi BVB sebagai salah satu perusahaan terbesar di Dortmund dari krisis virus corona,” tambahnya.
Para penggemar Dortmund juga terus merawat komunitas lokalnya. Tiga kelompok penggemar fanatiknya bahkan menawarkan jasa kepada kelompok-kelompok berisiko atau mereka yang dikarantina di kota tersebut.
Watzke menyebut tindakan ini sebagai satu “tanda solidaritas tak ternilai kepada masyarakat dan juga kepada 850 karyawan Dortmund.
Sebelumnya Borussia Monchengladbach telah mengumumkan bahwa para pemainnya membolehkan gajinya dikurangi.
Di Inggris, Birmingham City menjadi klub Liga Championship pertama yang meminta pemainnya menerima pemotongan gaji karena pandemi virus corona.
Anggota skuat klub divisi dua sepak bola Inggris yang bergaji lebih dari 6.000 pound (Rp115 juta) per pekan itu diminta persetujuannya untuk dipangkas 50 persen selama empat bulan ke depan karena pandemi virus corona.
Uang itu akan dikembalikan manakala kompetisi dimulai lagi yang saat ini dihentikan sementara sampai paling cepat 30 April.
Daily Telegraph melaporkan bahwa Birmingham telah mengirimkan email kepada para agen pemain demi meminta mereka menyepakati “pengurangan jangka pendek upah dimaksud.
Klub itu menyatakan langkah demikian ditempuh karena keadaan luar biasa yang baru kali ini terjadi. Klub-klub Liga Championship sudah membahas pengurangan gaji pemain pekan lalu karena menghadapi masalah keuangan.
Pemilik Leeds United Andrea Radrizzani merasa dampak pandemi virus corona telah menciptakan bencana ekonomi kepada klubnya, terutama karena terhentinya pemasukan akibat pertandingan dihentikan.
“Dengan sangat menyesal ini memang bencana. Klub seperti kami kehilangan 8-10 juta pound setiap tahun untuk tetap kompetitif, dan tak ada yang ingin mempertahankan usaha dengan kerugian seperti itu setiap tahun,” ratapnya.
“Situasi ini memperburuk keuangan kami. Dengan tidak memainkan lima pertandingan kandang, kami kehilangan 2,5 juta pound yang merupakan satu-satunya sumber pendapatan kami karena kami tidak mendapatkan sebesar itu dari hak siar televisi,” tambah Radrizzani.
Dia mengaku sudah berbicara dengan federasi sepakbola dan pemain guna membahas kehilangan potensi pemasukan itu. “Prioritasnya menjaga lagi neraca keuangan agar normal seperti biasa,” katanya lagi.
Menurut Barnard Caiazzo, presiden dari grup yang merepresentasikan klub-klub di Liga Prancis, musim ini kemungkinan baru berlanjut paling cepat pada 15 Juni nanti.
“Tanpa bantuan negara dalam enam bulan, separuh dari klub-klub profesional akan mengalami kebangkrutan. Lima kompetisi terbesar di Eropa telah merugi empat miliar euro, Liga Prancis antara 500 hingga 600 juta,” ucap Caiazzo.
“Kami tak akan mampu bermain hingga kurvanya mendatar. Merampungkan kompetisi ini akan sangat vital,” harapnya. (waspada.id/m15/espn/afp)