JAKARTA (Berita): Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta mengatakan bahwa sejak kemenangan Revolusi Islam pada 1979, Iran telah menjadi salah satu korban terbesar terorisme di dunia.
“Selama periode itu, kelompok teroris melalui berbagai aksinya telah membunuh lebih dari 17.000 orang tak bersalah dan melukai banyak orang lainnya di negara kami,” kata Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Azad dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (2/11/2022).
Sebelumnya pada Rabu (26/10) malam, kata Azad, seorang teroris bersenjata menembaki para peziarah dan jamaah dengan senapan Kalashnikov setelah memasuki kompleks Haram Suci Shahcheragh di Kota Shiraz, Provinsi Fars, Iran.
Menurut otoritas setempat, dalam insiden tersebut 15 warga Iran tewas, termasuk beberapa perempuan dan tiga anak, dan lebih dari 30 orang lainnya terluka.
Lewat pernyataan, kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas aksi tersebut, namun penyelidikan mengenai motif dan aktor di balik serangan masih berlangsung.
Sementara itu, seorang anggota ISIS dilumpuhkan aparat keamanan dan seorang anggota lainnya diamankan, tulis kedubes Iran.
Menurut Azad, peristiwa tragis di kompleks Haram Suci Shahcheragh adalah bagian dari tujuan musuh untuk menciptakan ketidakamanan sekaligus mengganggu kehidupan masyarakat melalui kerusuhan, hasutan dan juga aksi teror.
Dia mengatakan sebagian besar pembunuhan yang merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dilakukan oleh kelompok teroris Mujahedin-e-Khalq Organization (MKO) yang dilindungi serta dibiayai oleh pihak Barat.
PBB melalui juru bicaranya mengecam serangan teroris di kompleks Haram Suci Shahcheragh dan menyatakan simpati bagi keluarga korban.
Lewat pernyataan terpisah, 44 negara seperti Uni Eropa, Prancis, Mesir, Italia, Bosnia, Venezuela, Jerman dan Swedia, turut mengutuk kejahatan keji tersebut dan menyerukan pemberantasan terorisme secara global.
Azad mengatakan pemerintah dan organisasi internasional, yang tetap bungkam terhadap operasi teroris, menutup mata terhadap pembunuhan, hingga menjadikan negara mereka sebagai tempat yang aman bagi kelompok teroris dan menerapkan standar ganda terhadap terorisme, merupakan pihak yang harus bertanggung jawab atas meluasnya kekerasan dan serangan terorisme di berbagai belahan dunia. (ant)