JAKARTA (Berita): Kebrutalan polisi Israel terhadap warga Palestina di Kompleks Masjid Al Aqsa, Yerusalem sudah seperti ritual kekerasan yang wajib dilakukan Israel kepada warga Palestina sepanjang tahun.
Tindakan biadab ini juga sejatinya adalah serangan terhadap umat Islam karena dilakukan di kompleks Masjid Al Aqsa yang merupakan situs tersuci ketiga umat Islam.
“Kecaman demi kecaman dari berbagai negara tidak membuat penjajah Israel berhenti melakukan tindakan brutalnya, malah semakin menjadi-jadi.
Ini artinya Israel tidak peduli apa kata dunia tentang kekejaman dan politik apartheid mereka terhadap warga Palestina.
Sikap brutal dan arogan ini tidak cukup hanya dengan kecaman karena tidak akan mempan. Harus ada aksi nyata terhadap kekejaman Israel yang terus menerus melakukan kejahatan kemanusian dan menginjak-injak kesucian situs umat Islam,” ujar Anggota DPD RI Fahira Idris, melalui relisnya yang diterima, Selasa (19/4) di Jakarta.
Senator ini mengungkapkan, tidak ada dampak apapun apalagi keuntungan bagi Palestina dan umat Islam di dunia atas normalisasi hubungan beberapa negara Arab dengan Israel.
Harusnya, negara-negara Arab yang telah menormalisasi hubungan dengan Israel yaitu Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko bersikap tegas terhadap arogansi dan tindakan brutal Israel di Kompleks Masjid Al-Aqsa.
Harusnya normalisasi hubungan ini membuat Israel lebih menghormati kesucian bulan Ramadan dan situs tersuci ketiga umat Islam ini. Namun, yang terjadi, setiap tahun terutama bulan Ramadan eskalasi kekerasan polisi Israel terhadap warga Palestina di Masjid Al-Aqsa semakin menjadi-jadi.
Menurut Fahira, negara-negara Arab yang sudah menormalisasi hubungan dengan Israel, saat ini aksinya bukan sekedar mengecam tetapi harus ada tindakan nyata kepada Zionis Israel.
Penderitaan rakyat Palestina semakin menjadi seperti sekarang ini, karena belum bersatunya negara-negara muslim membebaskan Palestina dari penjajahan dan rezim apartheid Israel.
Penjajahan Israel juga semakin mencengkram karena pendukung internasionalnya mempunyai standar ganda menyikapi penjajahan Israel atas Palestina selama puluhan tahun.
“Dunia seperti tidak berdaya karena hanya menyaksikan penjajahan zionis dan Israel yang menerapkan sistem apartheid atas rakyat Palestina dan setiap saat mempertontonkan pelanggaran HAM.
Harus ada sanksi yang benar-benar nyata untuk rezim zionis dan pendukung internasionalnya karena mereka bertanggung jawab atas konsekuensi kejahatan kemanusiaan atas rakyat Palestina,” pungkas Fahira Idris. (rel/aya)