Kompleks Militer AS Diuntungkan Konflik Rusia-Ukraina

  • Bagikan
Tentara Ukraina memasang penghalang jalan di Irpin, Ukraina, pada 4 Maret 2022. (Xinhua)
Tentara Ukraina memasang penghalang jalan di Irpin, Ukraina, pada 4 Maret 2022. (Xinhua)

Jenewa (Berita): Seorang mantan analis Pentagon mengatakan kompleks militer Amerika Serikat (AS) akan diuntungkan dari konflik Rusia-Ukraina karena konflik tersebut meningkatkan belanja pertahanan menunju kemungkinan urusan yang berlarut-larut di Eropa.

“Kompleks Industri Militer Kongres (Military-Industrial-Congressional Complex/MICC) Amerika akan diuntungkan dari perang ini (konflik Rusia-Ukraina) karena perang ini membuka jalan untuk Perang Dingin kedua yang akan meningkatkan ketegangan dalam jangka panjang,” kata Franklin C. Spinney, mantan analis Pentagon.

Peningkatan ketegangan dalam jangka panjang “diperlukan untuk mendanai gelombang belanja pertahanan pada masa mendatang yang sudah diprogram di komputer Pentagon “,  ujar Spinney dalam wawancara dengan Xinhua baru-baru ini.  Ia memperingatkan bahwa militerisasi menjadi pertanda buruk bagi perekonomian AS.

MICC mengacu pada jaringan individu dan institusi multisektoral yang menggalakkan militerisasi, penjualan senjata, dan kekuatan politik.

Mantan presiden AS Dwight Eisenhower, dalam pidato perpisahannya pada 1961, mengungkapkan kepada umum soal pengaruh yang menjalar dari jaringan tersebut.

MICC ikut bertanggung jawab dan secara aktif mengambil keuntungan dari konflik Rusia-Ukraina, menurut Spinney, yang menjabat selama hampir 30 tahun sebagai analis di Kantor Analisis dan Evaluasi Program Departemen Pertahanan AS.

Dia menyalahkan strategi bisnis MICC pasca-Perang Dingin beserta berbagai aktivitas lobi pendukungnya bagi perluasan  Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) setelah Perang Dingin berakhir.

Bagi Spinney, berkat berbagai aktivitas lobi oleh kelompok kepentingan khusus untuk ekspansi, NATO tidak hanya melampaui tujuannya untuk menahan Uni Soviet, tetapi juga menikmati lima ekspansi sejak runtuhnya Uni Soviet.

Spinney meyakini konflik dan ketakutan yang muncul setelahnya akan dipolitisasi secara permanen untuk menjadi pembenaran bagi lebih banyak penjualan senjata

Pentagon telah mempercepat berbagai program senjata baru serta rekayasa dan manufaktur mereka, ungkap Spinney. Lantaran kontrak akan menyebar ke ratusan distrik kongres, produksi senjata menjadi hampir tak terbendung.

Selain itu karena para produsen rutin mengumbar janji berlebihan soal kinerja dan meremehkan biaya, tuntutan untuk belanja militer yang lebih besar menghasilkan tuntutan lebih lanjut untuk pengeluaran yang jauh lebih besar, kata Spinney.

Menurut Spinney, karakteristik khusus dari MICC membuat elite kebijakan luar negeri AS terus mencari musuh-musuh baru di luar negeri, sehingga AS melanggar janjinya untuk tidak memperluas NATO dan tidak memiliki empati dengan masalah keamanan yang sah dari negara lain, terutama Rusia.

“Cara kami menangani berakhirnya Perang Dingin dengan ekspansi NATO yang dilakukan oleh pergantian presiden AS, membentuk Komite untuk Ekspansi NATO yang dipimpin oleh seorang wakil presiden Lockheed, mendorong revolusi warna, khususnya di Georgia dan Ukraina, menjelekkan lawan-lawan kami, itu turut mengobarkan ketegangan,” ungkapnya.

Spinney merujuk pada penghinaan yang dilakukan AS terhadap Rusia sejak keruntuhan Uni Soviet, diperkuat oleh pemboman NATO di Yugoslavia, dan mundurnya AS dari Perjanjian Rudal Anti-Balistik pada 2002 serta Perjanjian Nuklir Jarak Menengah pada 2019. Semua langkah itu dianggap sebagai ancaman genting oleh Rusia.

Spinney meyakini bahwa politik dalam negeri yang dibentuk oleh MICC telah menyetir kebijakan luar negeri Amerika Serikat. MICC membentuk agenda-agenda politik domestik dengan merekayasa ketergantungan daerah pemilihan pada industri senjata.

Dia yakin bahwa kecanduan politik-ekonomi terhadap belanja pertahanan membuat ekonomi AS kurang kompetitif melalui kontrak antipersaingan, yang mendorong perilaku pemburu renten seperti parasit, serta korupsi dan rekayasa yang buruk.

Spinney juga mengatakan dirinya menganggap MICC sebagai hasil dari proses yang menoleransi berbagai praktik disfungsional, seperti berbohong, curang, permainan birokrasi, praktik penilaian yang tidak adil, dan praktik personel yang korup, termasuk aksi “pintu putar” yang terkenal buruk, serta tidak adanya pengawasan kongres dan praktik pencatatan yang baik sesuai dengan Konstitusi AS.

Sebagai langkah ke depan, Spinney mendesak AS untuk berjuang demi perdamaian ketimbang terus-menerus bersiap untuk perang. Dia juga merekomendasikan agar ahli strategi kebijakan luar negeri belajar untuk sedikit berempati dan mengakui kekhawatiran yang sah dari negara lain.

Dia memperingatkan bahwa politik dalam negeri yang kecanduan membeli senjata akan menimbulkan ketidakamanan.

Spinney menyimpulkan masalah politik dalam kecanduan pertahanan Amerika dengan mengutip pernyataan penulis dan pejuang sosial Amerika Upton Sinclair: “Sulit untuk membuat seseorang memahami sesuatu, ketika gajinya bergantung pada ketidakpahamannya.”  (ant/Xinhua)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *