RAMALLAH (Berita): Perdana Menteri Mohammed Ishtaye pada Senin (4/4) meminta dunia untuk menghentikan serangan Israel terhadap warga Palestina.
Sebuah pernyataan resmi menyebutkan bahwa Ishtaye menyampaikan permintaannya itu selama rapat kabinet Otoritas Palestina yang digelar di Kota Ramallah, Tepi Barat.
“Eskalasi Israel terhadap warga Palestina, yang meliputi pembunuhan, penyiksaan, penangkapan serta membolehkan pemukim melakukan kejahatan, menimbulkan ancaman yang luar biasa terhadap keamanan dan stabilitas di kawasan,” kata Ishtaye.
Dia meminta masyarakat internasional “agar menyetop serangan sekaligus mengakhiri pelanggaran ekstremis Israel terhadap kesucian Masjid Al-Aqsa, apalagi mengingat persiapan mereka untuk menyerbu masjid selama bulan suci Ramadhan.”
Kompleks Masjid Al-Aqsa merupakan situs suci bagi kaum Muslim, juga kaum Yahudi, yang menyebut kompleks itu sebagai Bukit Bait Suci.
“Israel mengizinkan para pemukim membawa senjata dan membunuh warga Palestina hanya karena mereka tersangka,” katanya di sidang kabinet.
Ishtaye meminta tanggung jawab penuh Israel atas konsekuensi serius yang disebabkan eskalasi ini.” Pada Sabtu tiga anggota Jihad Islam Palestina tewas di tangan tentara Israel di dekat Kota Jenin, Tepi Barat utara.
Menurut sejumlah media Israel, aparat keamanan Israel mengatakan bahwa ketiga warga Palestina itu bersenjata dan berencana menyerang sasaran Israel di Tepi Barat. Ketegangan antara Israel dan Palestina kian memanas selama beberapa hari belakangan.
Sementara Juru bicara kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeineh pada Senin (4/4) memperingatkan bahwa eskalasi Israel terhadap Palestina akan menyebabkan ketegangan yang lebih tinggi di seluruh kawasan.
Mengecam kunjungan Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid ke Gerbang Damaskus di Kota Tua Yerusalem Timur pada Minggu (3/4), Abu Rudeineh mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kunjungan tersebut “tidak bertanggung jawab.”
“Perilaku yang terus ditunjukkan oleh tentara dan aparat kepolisian Israel serta aksi para pemukim Israel bersifat provokatif,” kata Abu Rudeikneh.
Eskalasi Israel yang terus berlanjut di Yerusalem Timur dan serangan pemukim Israel di Masjid Al-Aqsa adalah “pelanggaran yang jelas dan terang-terangan, yang membuktikan kurangnya komitmen Israel terhadap kesepahaman dan perjanjian yang telah ditandatangani,” sebut juru bicara itu.
Pada Minggu malam, Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (Palestinian Red Crescent Society) menyebutkan dalam sebuah pernyataan bahwa 19 warga Palestina terluka oleh polisi Israel dalam insiden bentrokan di luar Gerbang Damaskus di Yerusalem Timur menyusul kunjungan Lapid.
Dalam perang Timur Tengah 1967, Israel menduduki Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur, yang semuanya diklaim oleh Palestina, dan sejak saat itu menguasai atau mengepung wilayah tersebut.
Sejak itu, Palestina mengupayakan penentuan nasib sendiri untuk mendirikan negara merdeka sesuai perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota. (ant/Xinhua)