Medan (Berita): Para dosen Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) tergabung dalam tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) USU melakukan pembekalan pengembangan UMKM untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi arang tempurung kelapa yang bertujuan untuk meningkatkan keahlian dalam pemahaman pengelolaan.
Pengabdian yang diketuai Prof. Rikson A F Siburian di Deliserdang, Sabtu (23/9) mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang wajib dilaksanakan oleh seorang Dosen, dalam hal ini kegiatan tersebut dikoordinir oleh Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat USU.
“Kegiatan yaang dilakukan di Patumbak, Deliserdang ini telah berlangsung sejak 1 Agustus – 30 September 2023 dengan melakukan yaitu Persiapan tahap Observasi, Pengurusan Perizinan, perencanaan dan sosialisasi. Setelah itu tahap pelaksanaan dimana tim melakukan Pelatihan SDM Mitra Terkait teknik pengolahan arang yang terstandarisasi dan penggunaan Tungku Pembakaran termodifikasi dan ayakan vibrator. Tahap terakhir Pengabdian yaitu monitoring dan evaluasi,” katanya.
Prof Rikson menambahkan melalui kegiatan ini diharapkan dapat mencapai percepatan peningkatan kapasitas dan kualitas produk
serta meningkatkan omset industri rumah tangga Usaha Bersama Arang Batok dan diakhir kegiatan ini juga akan menghasilkan luaran Publikasi Ilmiah pada jurnal pengabdian.
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dipimpin langsung oleh Prof. Rikson A F Siburian Ph.D dan anggota yaitu Dr. Kerista Tarigan, M.eng.Sc dan Crystina Simanjuntak, S.Si., M.Si yang juga melibatkan mahasiswa yaitu Halmi Faujiah, Fina Sibuea dan Betris.
“Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini juga sebagai program dalam pemberdayaan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang di implikasikan kepada masyarakat agar dapat memecahkan masalah yang ada di masyarakat,” tambahnya.
Peningkatan kapasitas UMKM ini diikuti oleh 11 orang peserta, selama kegiatan mereka mendapatkan materi motivasi kewirausahaan, packaging dan pemasaran.
Rikson A F Siburian menambahkan, tujuan pengabdian tersebut untuk meningkatkan kapasitas, skill dan ilmu sehingga hasil yang didapat bukan hanya dari packing sampai pemasaran saja. Namun disitu hasil yang didapat itu lebih baik dari sebelumnya,” katanya.
Rikson mengharapkan ke depan ada peningkatan dari produk UMKM yang selama ini dihasilkan agar bisa bersaing dengan yang lain, sehingga hasil dari pelatihan ini akan memungkinkan produk arang tempurung kelapa itu lebih baik.
Sementara itu, Pemilik UMKM arang tempurung kelapa Burman Hamonangan Siagian menuturkan, saat ini usaha arang batok kelapa masih terkendala terkait bahan baku dan pemasaran. Ketersediaan batok kelapa di tempat mereka masih sulit ditemui, plus alat produksi masih minim. “Jualnya masih di sekitar sini-sini aja, mau dipasarkan lebih jauh tapi mesin ovennya (untuk pembakaran) tidak punya,” tuturnya.
Meskipun demikian, mereka mengaku, sangat terbantu dengan kedatangan dan dukungan dari USU. “Terima kasih untuk tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) MIPA USU atas kedatangannya. Saya mewakili UMKM kecil sangat berterima kasih bisa mengangkat UMKM kami agar bisa lebih maju dan membantu para warga di sekitar sini,” pungkasnya. ( M.Zulfan Dalimunthe)