MEDAN (Berita): Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi, mengajak para tokoh nasional Islam untuk kompak bersama mempersatukan umat Islam untuk kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia di bawah landasan konstitusi Pancasila dan UUD1945.
Hal tersebut dinyatakan Edy Rahmayadi dihadapan para tokoh nasional yang hadir di acara Kongres Umat Islam II Sumut, pada malam silaturahim di rumah Dinas Gubsu Jl. Sudirman 41 Medan, kemarin malam.
Hadir dalam acara silaturahmi tokoh nasional antara lain Prof. Dr. H. Amin Rais MA, Prof. Dr. H. Din Syamsuddin MA, Prof. Dr. Ichsanuddin Noorsy, Prof. Dr. Refly Harun SH, Dr. Egy Sujana SH.
Sedangkan dari Sumut hadir antara lain Gubsu ke 15 Datok Seri H. Syamsul Arifin SE, Ketua MUI Sumut Dr. H. Maratua Simanjuntak MA, Prof. Dr. H. Abdullah Jamil, Prof. Dr. Ir. Basyaruddin, Dr. H. Harso MA, MHum, Prof. Dr. Ibrahim Gultom, H. Abdillah Ak, SE, dan Dr. H. Masri Sitanggang yang juga Ketua Panitia Kongres Umat Islam II Sumut.
Gubsu menyatakan, umat Islam di Indonesia populasinya 236,53 juta orang atau 86,88 persen dari 272,23 juta penduduk Indonesia.
Dalam perjalanan sejarah umat Islam juga memiliki peran sentral dalam mewujudkan Indonesia merdeka dan membentuk ideologi dasar negara kita Pancasila dan UUD1945.
Oleh karenanya, bila saat ini muncul Islamphobia, maka itu harus dicegah bersama karena tidak mungkin umat Islam yang merusak bangsa ini.
“Saya berharap kongres ini nantinya dapat menghasilkan gagasan yang bisa disumbangsihkan kepada negara bagaimana menata ulang kehidupan berbangsa dan bernegara ini, tanpa kita harus berseteru antara sesama anak banngsa,” tutur mantan Pangkostrad ini.
Edy Rahmayadi juga berharap apapun yang dilakukan dalam memperbaiki bangsa ini tidak boleh keluar dari koridor bingkai NKRI, Pancasila dan UUD1945.
Dia menyatakan, kontribusi umat Islam sangat besar dalam mewujudkan Indonesia merdeka dan menjadi tanggungjawab besar umat Islam untuk merawat kesatuan dan persatuan, serta mengisi kemerdekaan ini guna mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Ditengah munculnya berbagai problema bangsa ini dari segala aspek, baik karena lingkungan geopolitik global maupun dalam negeri, umat Islam tidak boleh berdiam dan harus memberi kontribusi, sebab sejahteranya bangsa ini akan memberi dampak yang positif bagi umat Islam.
Sebaliknya karena negeri ini dihuni mayoritas umat Islam, maka bila negeri ini tidak stabil akan berbanding lurus juga dampaknya bagi umat Islam. Kita semua harus ikut bertanggung jawab,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, masing-masing tokoh menyampaikan pandangan dan gagasan bagaimana menata bangsa ini kearah yang lebih baik, terutama bagaimana umat Islam tidak merasa tertuduh, terpuruk dan tersingkir.
Prof. Dr. H. Din Syamsuddin MA, menyatakan hal itu dan berharap umat Islam ditengah munculnya isu Islamphobia, jangan kehilangan kepercayaan diri.
Tidak boleh dan jangan ada pihak-pihak yang ingin melakukan secara sistematis, baik terbuka maupun tertutup yang ingin umat Islam itu tertuduh, tersingkir dan terpuruk didalam NKRI.
“Umat Islam semua harus bertanggungjawab untuk memulihkan itu dan bersama berkontribusi memperbaiki dan membangun Indonesia yang berkeadilan dan berkemakmuran dalam wadah NKRI.
Kita harus menata kembali Indonesia ini dan kembalilah kepada Pancasila dan UUD1945 pada 18 Agustus 1945,” kata mantan Ketua Umum Pusat Muhammadiyah dan mantan Ketua Umum MUI Pusat ini. (zhp)