MEDAN (Berita): Konten negatif di media sosial seperti hoaks, ujaran kebencian, isu SARA, dan hasutan menjadi titik rawan, terlebih saat Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang telah berlangsung damai tanggal 14 Pebruari 2024.
Hal itu dikatakan Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafiz dalam siaran persnya kepada wartawan diterima Kamis (7/3/2024).
Sebelumnya jelang Pemilu 2024, Komisi I DPR RI bersama Kementerian Kominfo melalui Ditjen Aplikasi Informatika (Aptika) menggelar seminar Literasi Digital bertajuk “Wujudkan Pemilu Bermartabat, Perangi Hoax dan Sara”, Sabtu, 20 Januari 2024.
Meutya menyebut Pemilu yang damai tanpa hoax dan isu SARA adalah tujuan kita bersama, mencegah penyebaran hoaks apalagi jelang Pemilu merupakan tanggung jawab bersama yang harus diemban oleh pemerintah, lembaga media, platform online, organisasi masyarakat sipil, dan masyarakat secara keseluruhan.
Ketua Komisi I DPR RI tersebut juga menambahkan bahwa, acara tersebut adalah upaya yang dilakukan oleh Kementerian Kominfo dan Komisi I DPR RI dalam memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mencegah penyebaran berita palsu menjelang Pemilu dan pasca Pemilu.
“Acara ini juga mengajak masyarakat semua untuk lebih berhati-hati dalam berucap utamanya dalam menggunakan media sosial ini, karena dengan media sosial informasi apapun yang kita berikan akan mudah tersebar dengan cepat,” tambahnya.
Mewujudkan Pemilu bermartabat dan bebas dari hoax serta isu SARA memang menjadi prioritas di Indonesia, terutama saat dan pasca Pemilu 2024.
Menyetujui pendapat Meutya Hafid, Popy Ayu Afsasi selaku Content Creator juga mengatakan bahwa, berbagai upaya pastinya telah dilakukan oleh lembaga-lembaga seperti Bawaslu RI, yang mengajak masyarakat untuk memerangi hoax dan SARA.
“Dengan kerja sama antara pemerintah, lembaga pengawas Pemilu, media massa, dan masyarakat, diharapkan Pemilu 2024 dapat berlangsung dengan damai dan bermartabat, tanpa tercemar oleh hoax dan politisasi SARA,” ucapnya
“Kita perlu secara tegas memerangi penyebaran hoax dan isu SARA yang dapat mengganggu integritas proses demokrasi. Mari bersama-sama menjaga kehormatan dan kekuatan suara dengan nilai-nilai demokrasi dan kemanusiaan,” tambahnya. (rel/wie)