JAKARTA (Berita): Wakil Ketua BKSAP DPR RI Sukamta menegaskan untuk menekan agresi militer Israel terhadap rakyat Palestina diperlukan kekuatan ekonomi yang besar bukan kekuatan militer.
Politisi Fraksi PKS DPR RI menyampaikan sikapnya dalam acara diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema, “Aksi Demo Bela Palestina Menyebar Keseluruh Dunia! Peran Penting Indonesia Dinanti” di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (13/6).
Menurut Sukamta, untuk memberikan kemerdekaan kepada rakyat Palestina perlu adanya aksi nyata, dengan tidak berkompromi soal ekonomi dengan Israel.
“Yang pasti bukan kekuatan militer, karena kita pasti tidak mau ikut campur secara militer, tidak juga mau beradu secara militer.
Karena kita tempatnya jauh dan juga kekuatan militer kita kalah dengan negara-negara besar lain,” kata Sukamta.
“Yang mungkin bisa dilakukan kekuatan ekonomi, jangan sekali-kali kompromi kita buka hubungan diplomatik dengan Israel,” tambahnya.
Politisi Fraksi PKS mengingatkan Pemerintah Indonesia tidak membuka keran diplomasi dengan Israel, lantaran akan melumpuhkan Indonesia.
“Hari ini jangan ngomong diplomasi sekali Indonesia buka hubungan diplomatik satu-satunya kartu truf yang kita punya hilang kita berikan, kita nggak punya kartu truf lagi,” ungkapnya.
Dia menjelaskan jika ada orang di Indonesia yang mau mendorong Indonesia berkompromi dan membuka hubungan diplomasi dengan Israel, sama saja dengan menyerahkan kartu as kekuatan Indonesia.
“Kalau itu terjadi kita menyerahkan seluruh kartu yang bisa kita mainkan, untuk mendukung kemerdekaan bangsa Palestina, hari ini,” pungkas Sukamta.
Adanya aksi demo dari berbagai belahan dunia termasuk dari Amerika Serikat yang dimotori oleh para mahasiswa dari universitas ternama, ini semua sebenarnya ujungnya adalah dunia tidak bisa melihat penindasan terhadap manusia-manusia yang ada di dunia jadi isunya adalah isu kemanusiaan.
Tentu mereka tidak dalam konteks membela apapun tapi juga tidak mau membela Israel .
Dan kalau kita lihat apa yang terjadi di Amerika Serikat, ketika para mahasiswa ini ditangkap oleh otoritas di sana, tuduhannya adalah mereka justru mengembangkan antisentif ya anti terhadap Israel.
Padahal mereka mengatakan tidak, kami ini ada di sini untuk kemanusiaan.
Kemanusiaanlah yang harus mereka ambil dan ini yang hilang di para pejabat negara-negara besar karena apa, Karena kita tahu Yahudi keturunan warga negara Amerika sangat kuat pegang ekonomi di sana.
Pengamat Hubungan Internasional Hikmahanto Juwana melihat adanya aksi demo dari berbagai belahan dunia termasuk dari Amerika Serikat yang dimotori oleh para mahasiswa dari universitas ternama.
Semua ini sebenarnya ujungnya adalah dunia tidak bisa melihat penindasan terhadap manusia-manusia yang ada di Palestina.
“Jadi isunya adalah isu kemanusiaan ,tentu mereka tidak dalam konteks membela apapun tapi juga tidak mau membela Israel,”ujarnya.
Apa yang terjadi di Amerika Serikat, ketika para mahasiswa ini ditangkap oleh otoritas disana, tuduhannya adalah mereka justru mengembangkan anti terhadap Israel, padahal mereka mengatakan tidak, kami ini ada di sini untuk kemanusiaan.
“Kemanusiaanlah yang harus mereka ambil dan ini yang hilang di para pejabat negara-negara besar karena kita tahu warga negara Amerika keturunan Yahudi sangat kuat pegang perekonomian disana.
Menurut Hikmahanto, yang dibutuhkan oleh dunia untuk menghentikan Israel adalah kemanusiaan.
“ Saya yakin kalau kita bicara kemanusiaan akan didukung oleh banyak pihak termasuk rakyatnya, buktinya Amerika Serikat para mahasiswanya.
Isu kemanusiaan yang diangkat membela Palestina, Hamas dan lain sebagainya bukan.
Tetapi kemanusiaan mereka tidak bisa melihat orang dianggap sebagai binatang, sehingga, the humanis ini koalisi kemanusiaan ini sangat penting dan ini sudah dimulai oleh Indonesia melalui pak Prabowo di KTT Yordania,”ungkap Hikmahanto.(rms)