Kolaborasi Menjadi Platform Utama Dalam Mengubah Masa Depan Energi

  • Bagikan
Adhifatra Agussalim

Oleh: Adhifatra Agussalim

*Prawacana*
Situasi awal yang telah kita maklumi bersama, khususnya pada sektor utilitas, termasuk listrik, air bersih dan air minum, perlu adanya pendekatan secara progresif dan dukungan dari multi pihak, untuk masuk kedalam jalur yang tepat, yang sesuai dan berkelanjutan baik dari sisi kepatuhan terhadap peraturan dan juga iklim investasi baik di nasional dan secara global.

Ikrar Energi Terbarukan dan Efisiensi Energi Global pada The 28 th Conference of the Parties (COP28) mengakui perlunya peningkatan signifikan dalam penerapan energi terbarukan dan peningkatan efisiensi energi dalam skala global pada tahun 2030.

Hal ini diperlukan untuk menjaga pemanasan jauh di bawah 2°C dan membatasi pemanasan hingga 1,5°C, sejalan dengan Perjanjian Paris. Janji ini juga mencerminkan komitmen negara-negara penandatangan untuk ‘bekerja sama meningkatkan tiga kali lipat kapasitas terpasang pembangkit energi terbarukan di dunia, dengan mempertimbangkan titik awal dan kondisi nasional yang berbeda-beda.’

Sektor energi bisa kita definisikan sebagai raksasa perubahan, yang dibentuk oleh interaksi yang rumit antara dinamika geopolitik, perdagangan, dan sumber daya.

Kita sedang berada di episentrum transformasi. Urgensi dalam sektor ini semakin meningkat seiring dengan setiap tantangan: tuntutan keterlibatan pemangku kepentingan, ketatnya pengawasan lingkungan, dan meningkatnya kebutuhan untuk menyediakan infrastruktur utama dengan cepat dan berkelanjutan.

Keharusan kita untuk mengatasi perubahan iklim memerlukan kesatuan dan inovasi kolektif. Kita perlu memanfaatkan kolaborasi multi-lembaga, terutama dalam perencanaan, pengembangan, dan penyediaan jaringan transmisi listrik penting yang mendukung tujuan dekarbonisasi kita. Namun, kita mendapati diri kita berada di persimpangan jalan.

Penerimaan terhadap kebutuhan yang mendesak akan perubahan sudah tersebar luas, namun respons sektor ini sering kali kurang terkoordinasi dan berkolaborasi. Peraturan yang beragam, proses pengadaan yang berlarut-larut, dan pendekatan transfer risiko yang berbeda menghambat kecepatan dan efektivitas respons kolektif kita.

*Dalam Tantangan Terdapat Peluang Besar*

Tantangan yang kita hadapi sebagai sebuah sektor sangatlah kompleks dan mendesak; masyarakat yang menyerukan transparansi, navigasi dalam lingkungan peraturan yang rumit, rantai pasokan yang terbatas akibat pertumbuhan sektor ini, dan biaya yang melonjak.

Namun di balik tantangan-tantangan ini terdapat peluang bagi evolusi untuk mengubah pendekatan tradisional terhadap pengadaan, untuk mempercepat pelaksanaan program dan proyek infrastruktur, pertumbuhan rantai pasokan, dan membangun skala ekonomi. Memanfaatkan momentum ini, kita dapat mencari wawasan dari model-model kolaborasi sukses yang telah membuka jalan di bidang lain untuk mencapai hasil serupa.

Selain perencanaan, program kolaborasi nantinya diharapkan dengan membentuk tim yang berdedikasi fokus pada isu-isu kompleks, yang terdiri dari pemilik, konsultan, dan penasihat hukum. Ekosistem kolaboratif ini telah mencapai lebih dari yang dapat dicapai oleh para pihak mana pun menuju sebuah sinergi yang mendorong inovasi berkelanjutan, keterlibatan komunitas, dan kemitraan dengan pihak swasta dan dunia pendidikan.

*Peran Kolaborasi Dalam Suatu Krisis*
Saat kita menghadapi darurat iklim, persamaan antara respons infrastruktur pascabencana, seperti banjir dan gempa bumi, dan tantangan transisi energi juga sangat mencolok.

Terdapat kebutuhan yang jelas dan konsisten akan tindakan yang kohesif dan peningkatan kolaborasi menyatukan pemerintah, lembaga infrastruktur, dan rantai pasokan untuk memulihkan dan meningkatkan perencanaan dan penyediaan infrastruktur saat ini dan di masa depan.

Proyek bidang utilitas kedepannya harus mampu membentuk organisasi-organisasi yang memiliki tujuan (visi) bersama, tata kelola yang inklusif (governance), dan komitmen bersama untuk menyediakan sumber daya yang diperlukan. Dengan tim yang terintegrasi dan kerangka risk-reward bersama, keputusan dibuat dengan cepat, seringkali dengan informasi yang terbatas, namun menghasilkan peningkatan efisiensi, inovasi, dan komunitas yang terhubung kembali.

*Bermitra Untuk Sukses di Bidang Air, Limbah, dan Energi*
Kemitraan dinamis harus mampu menunjukkan kekuatan transformatif dari aliansi strategis di sektor utilitas. Melalui upaya gabungan dalam perencanaan, desain, dan pelaksanaan, tidak hanya mewujudkan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu /Angin (PLTB), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bio Massa (PLTBM), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM), Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Tingkat Lanjut, namun juga memupuk budaya inovasi dan investasi jangka panjang dalam praktik berkelanjutan.

Kolaborasi ini sangat penting dalam mewujudkan hasil yang tidak mungkin dicapai secara individual. Kolaborasi antara PLN, Kementerian PUPR dan Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI) diharapkan dapat mendorong investasi pada teknologi canggih dan pendekatan manajemen risiko bersama, untuk ketahanan dan kemampuan beradaptasi.

Inisiatif bersama ini menggarisbawahi komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan mendorong menuju prinsip-prinsip ekonomi sirkular. Kontribusi pabrik ini sangat besar, dengan mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar lebih dari 3.000 ton setara CO2 setiap tahunnya, sehingga mendukung upaya negara ini untuk mencapai keberlanjutan dan netralitas karbon.

Upaya bersama ini merupakan model yang berkembang tentang bagaimana kita dapat mengubah pengelolaan sumber daya berkelanjutan menjadi solusi energi, yang mencerminkan komitmen bersama terhadap kemajuan, keberlanjutan, dan strategi adaptif dalam menghadapi tantangan pertumbuhan dan lingkungan.

*Menuju Masa Depan Energi Kita*
Kolaborasi sebenarnya tentang menyatukan beragam keahlian untuk mendorong kemajuan ekonomi dan lingkungan. Hal ini mengenai visi bersama, peran yang jelas, risiko yang dikelola, pengambilan keputusan yang transparan, dan kepastian investasi yang beradaptasi dengan setiap pembelajaran baru yang didukung oleh kemauan untuk menggunakan metode dan kerangka kerja baru.

Melihat ke depan, potensi pemanfaatan kerangka kerja kolaborasi sebagai pendekatan untuk mempercepat pengembangan jaringan transmisi menjadi jelas. Upaya inovatif dan terpadu seperti ini adalah kunci untuk mengembangkan rantai pasokan yang kuat, mengatasi tantangan industri, dan memungkinkan percepatan transisi energi.

Bersama-sama, kita harus mendorong untuk berinvestasi dalam kemitraan dengan mempertimbangkan hasil yang pasti, hasil yang melampaui proyek tradisional dan membuka jalan bagi berbagi pengetahuan dan inovasi di seluruh sektor.

Harapan kita kedepannya upaya kerja sama tersebut sudah mulai meningkatkan lanskap sektor energi, diawali dari jalur kolektif menuju masa depan yang berkelanjutan dan menetapkan landasan bagi transformasi industri Indonesia secara luas dan berkesinambungan.

Wallahul muwaffiq ila aqwamit-thariiq, billahi fii sabililhaq fastabiqul khairat
Aceh Darussalam, 20 Oktober 2024 / 17 Rabiul Akhir 1446 H

*Adhifatra Agussalim
Praktisi Jurnalis, UKW (Uji Kompetensi Wartawan) Muda, Pemimpin Redaksi Media SatuAcehNews, Anggota Asosiasi Media Digital Indonesia (AMDI), Sekretaris DPW Sekber Wartawan Indonesia (SWI) Aceh, Associate member Institute of Compliance Professional Indonesia (ICOPI), member of Indonesia Risk Management Professional Association (IRMAPA), anggota dari Institute of Internal Auditor (IIA).

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *