Adventorial :
Berikan pelayanan prima kepada masyarakat guna meningkatkan
Manfaatkan fasilitas kesehatan (Faskes) di UPTD Puskesmas Singosari, yang berada di Jalan Singosari Kelurahan Bantan Kecamatan Siantar Barat.
Berbagai Fasilitas yang ada berupa ruang pendaftaran, ruang tunggu pasien, Unit Pelayanan Umum, Unit Pelayanan Gigi, Unit Pelayanan Kesehatan Ibu & Anak, Raung ramah anak dan ruang ibu menyusui, Unit Pelayanan Laboratorium, Unit Farmasi, Ruang Tindakan dan ruang penyakit menular (TBC dan HIV).
Semua pelayanan kesehatan umum ada di sini, mulai periksa kesehatan, konsultasi, pencegahan, persalinan, poli kesehatan gigi, pelayanan kesehatan pada Lansia, remaja, penderita hipertensi dan DM (Diabetes Miletus).
Guna memastikan optimalisasi pelayanan publik terkhusus dalam pelayanan kesehatan, Wali Kota Pematangsiantar dr. Susanti Dewayani, Sp.A mengingatkan seluruh jajaran Puskesmas untuk membenahi Pelayanan Publik kepada masyarakat maupun Kebersihan Lingkungan Kerja.
Kata Wali Kota, Pemko Pematangsiantar sebagai garda terdepan dalam meningkatkan mutu Pelayanan Publik, Progresif, Responsif, Cepat, dan Tepat dalam mengakomodir aspirasi, keluhan, dan tuntutan masyarakat agar mendapatkan pelayanan yang terbaik. Pemko Pematangsiantar memiliki komitmen baik untuk Percepatan pelayanan publik di bidang kesehatan. Melayani masyarakat adalah prioritas utama.
“Amanat Wali Kota Pematangsiantar dr. Susanti Dewayani, Sp.A terus kami terapkan di Puskesmas Singosari dengan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” kata Kepala Puskesmas Singosari Mardiana,S.Tr.Keb.Bdn dalam wawancara khusus dengan media di ruang kerjanya, Selasa (23/7/2024)
Wali Kota kata Mardiana, melakukan kunjungan langsung ke Puskesmas Singosari guna memastikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
“Alhamdulillah, UPTD Puskesmas Singosari mendapatkan sertifikat akreditasi Utama dari Kemenkes atas fasilitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Capaian tersebut menjadi motivasi bagi seluruh jajaran kami untuk berkerja lebih baik lagi,” kata Mardiana.
Sebagai bentuk kepatuhan ASN, pegawai UPTD Puskesmas Singosari Kota Pematangsiantar juga membuat dan menandatangani pakta integritas dan kode etik & kode perilaku ASN, agar kualitas ASN khususnya di lingkungan UPTD Puskesmas Singosari menjadi lebih berkualitas.
Kode Etik dan Kode Perilaku ini menyatakan sanggup untuk mematuhi dan melaksanakan Kode Etik dan Kode Perilaku sebagaimana terdapat dalam Peraturan Wali Kota Pematangsiantar Nomor 34 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanan Nilai Dasar, Kode Etik dan Kode Perilaku Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Kota Pematangsiantar.
“Apabila ASN di Puskesmas Singosari melanggar komitmen kepatuhan kode etik dan kode perilaku tersebut maka siap dan sanggup menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Mardiana yang menjabat sebagai Kapus Singosari sejak 31 Desember 2022 lalu menghimbau kepada masyarakat khususnya ibu hamil agar memanfaatkan Faskes yang ada, tidak perlu lagi melahirkan di bidan mandiri (swasta) ataupun dokter. Karena di Puskesmas Singosari susah ada USG, cek kehamilan, konsultasi dan pemberian makanan tambahan hingga melahirkan.
“Pelayanan Persalinan di UPTD Puskesmas Singosari 24 jam ya, pastikan terdaftar sebagai peserta BPJS untuk mendapatkan faskes dan pelayanan yang optimal,” himbau Kapus yang ramah ini.
Diakui Mardiana, pasca dilakukan edukasi dan sosialiasi yang dilakukan jajaran Nakes baik melalui kunjungan ke rumah (home visit) dan Posyandu keliling, tingkat persalinan di Puskesmas Singosari semakin meningkat.
“Angka kelahiran kita banyak setelah dilakukan sosialisasi dan edukasi. Mungkin karena latar belakang saya bidan, jadi banyak yang melakukan persalinan disini. Untuk Kota Pematangsiantar Puskesmas Singosari tercatat dengan jumlah persalinan yang paling tinggi. Satu lagi, cuma Puskesmas Singosari yang punya kerjasama dengan BPJS untuk gigi palsu,” jelasnya.
Prosedur persalinan, pasien mendaftar, dilakukan pengkajian awal oleh bidan berupa anamnesa dan pemeriksaan fisik. Dilakukan pemeriksaan secara holistik oleh dokter termasuk pemeriksaan laboratorium. Sampai melahirkan, pasien ibu hamil tetap dimonitoring.
Dalam rangka mendukung visi Wali Kota wujudkan Pematangsiantar Sehat Sejahtera Berkualitas, Puskesmas Singosari juga aktif dengan pelayanan mobile melakukan edukasi dan monitoring bagaimana menurunkan angka stunting. Selain pemberian makanan tambahan (PMT), juga memeriksa kesehatan, tinggi dan berat badan serta pemberian vitamin dan makanan tambahan berbahan lokal.
Mardiana juga mengungkapkan jumlah pasien di Puskesmas Singosari sebanyak lebih kurang 14 ribu jiwa, yang rata rata 50-100 Orang/hari. Jumlah tersebut dilayani oleh 54 nakes termasuk Kapus, dokter, bidan, perawat, petugas lab, apotik, petugas administrasi dan 75 kader posyandu.
Mardiana juga mengakui ada beberapa kasus stunting dan pihaknya tetap melakukan koordinasi lintas sektoral guna menekan angka stunting di wilayah Kecamatan Siantar Barat, khusus di Puskesmas Singosari.
Untuk para Lansia, rutin dilakukan senam Prolanis, pemeriksaan HT dan DM. Juga penanganan penyakit menular tetap dilakukan monitoring bekerjasama dengan LSm peduli HIV untuk rutin mengkonsumsi obat agar tidak menularkan.
Nyaris tidak ada kendala dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Hanya saja, kadang kala kesadaran masyarakat masih rendah sehingga jajaran Nakes Puskesmas terus melakukan edukasi dan komunikasi untuk mewujudkan visi Puskesmas Singosari ” terwujudnya wilayah kerja UPTD Puskesmas Singosari yang bersih”. Dengan misi : menguatkan kehidupan masyarakat yang sehat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Singosari dengan menghargai lokal wisdom dan keheterogenan yang berkualitas.
Beberapa waktu lalu, Puskesmas Singosari kata Mardiana juga mengikuti penilaian penyelenggaraan pelayanan publik oleh Ombudsman RI. Dalam rangka mendorong pemerintah daerah yang ada di Sumatera Utara untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik baik dari pemenuhan standar pelayanan, sarana prasarana, kompetensi penyelenggara layanan dan pengelolaan pengaduan.
Untuk itu, Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar bersama Tim dari bagian organisasi dan Inspektorat melakukan pendampingan khusus kepada Puskesmas Singosari yang akan selanjutnya dilakukan penilaian oleh Ombudsman dalam hal penyelenggaraan pelayanan publik.
“UPTD Puskesmas Singosari Kota Pematangsiantar berharap dapat berkontribusi memberikan nilai yang tinggi agar Kota Pematangsiantar mendapatkan predikat zona hijau dalam pelayanan publik seperti tahun sebelumnya,” ungkap Mardiana.
Harapannya kepada Pemko Pematangsiantar lebih memperhatikan kesejahteraan Puskesmas dengan memfasilitasi sarana dan prasarana. Melalui Kelurahan ataupun Kecamatan mampu membuat Posyandu yang layak agar pelayanan kesehatan dapat berjalan baik.
“Kita ke posyandu tidak layak, artinya tempat yang tidak nyaman karena lingkungan yang tidak terlindungi dari panas terik matahari atau di teras rumah warga. Kami khawatir vaksin yang kami bawa rusak, karena vaksin itu akan diberikan kepada balita/pasien. Jadi mohon perhatian pemerintah setempat membuat Posyandu yang layak,” harapnya.
Seorang pasien yang mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Singosari mengatakan sangat beruntung bisa melahirkan di Puskesmas, karena mendapatkan pelayanan yang sangat baik. Tidak pusing memikirkan biaya. Sejak awal kehamilan hingga melahirkan menerima faskes yang cukup baik karena sudah tercover di BPJs, melahirkan jadi lebih nyaman.
“Alhamdulillah, saya dan bayi saya sehat setelah mendapatkan pelayanan di Puskesmas Singosari, tenaga kesehatan banyak membantu sejak awal kehamilan hingga melahirkan. Selain pemeriksa rutin, konsultasi dan PMT juga saya dapatkan,” katanya, (Adventorial)