DELISERDANG (Berita): Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara melibatkan 3000 rumah tangga (RT) untuk Survei Biaya Hidup (SBH) guna mendapatkan komoditas yang akan disurvei untuk pembentukan Indeks Harga Konsumen (IHK) di lima kota.
“Sebanyak 3000 rumah tangga itu sebagai responden SBH BPS Sumut tahun 2022,” kata Dinar Butar-butar, Ketua Tim Fungsi Statistik Distribusi BPS Sumatera Utara kepada wartawan Selasa (18/10/2022).
Ia berbicara pada workshop wartawan yang digelar BPS Sumut di Prime Plaza, Kualanamu, Deliserdang 16-19 Oktober 2022. Workshop tersebut dalam rangka “Peningkatan Literasi Statistik bagi Insan Pers dan Ekspose Data Sosial Ekonomi Sumut tahun 2022” berlangsung 16-19 Oktober 2022.
Dinar menjelaskan untuk mendapatkan angka apakah akhirnya inflasi atau deflasi, BPS Sumut terlebih dahulu membuat Survei Biaya Hidup (SBH) yang melibatkan 3000 rumah tangga (RT).
Survei SBH itu dilakukan dalam setiap hari, mingguan, dua mingguan dan bulanan di satu rumah tangga, tergantung konsumsi RT tersebut. Jika setiap hari misalnya survei makan beli beras, sayur mayur dan sebagainya. Survei mingguan misalnya beli gas dan survei bulanan misalnya bayar sewa rumah, listrik dan sebagainya.
Dari SBH itu, jelas Dinar, dapatlah jumlah komoditas yang digunakan masyarakat. Terdapat 503 komoditas di Sumut seperti cabai merah, beras, ikan, lontong, rokok keretek dan lain -lain di mana sebagian besar komoditasnya sama di lima kota IHK (Medan, Padangsidimpuan, Sibolga, Pematangsiantar dan Gunung Sitoli).
“Setiap kota karakteristik komoditasnya berbeda. Seperti di Sibolga makan lontong jadi primadona sehingga jika harga berubah akan cepat mempengaruhi inflasi atau deflasi,” jelasnya.
Selanjutnya BPS melakukan survei komoditas ke pedagang di pasar tradisional, pasar modern, sekolah, angkutan antar provinsi, angkutan kota, Gojek dan sebagainya.
“Prinsip survei itu pedagangnya harus sama untuk survei harian, mingguan dan bulanan,” tegas Dinar.
Secara nasional, hasil SBH 2018 terdapat 835 komoditas terpilih diantaranya 98 komoditas baru seperti lampu LED, jasa penitipan anak, tas travel, kereta bayi, sewa tempat karaoke, charger, power bank, asesoris HP dan jasa studio.
Sedangkan 101 jumlah komoditas yang hilang. Beberapa komoditas lama yang hilang antara lain rantang, tarif Puskesmas, kalkulator, CD-Tape-Rec-radio-handy cam, VCD/DVD, majalah remaja, tarif sewa motor, biaya kirim surat, kapur cat tembok.
Di Sumut, ada 20 komoditas dengan bobot terbesar Nilai Konsumsi (NK) Dasar 2018 meliputi kontrak rumah, beras, bensin, sewa rumah, tarif listrik, biaya pulsa ponsel, tarif air minum PAM, akademi/perguruan tinggi, rokok kretek filter, nasi dengan lauk, upah asisten rumah tangga, bahan bakar rumah tangga, daging ayam ras, angkutan dalam kota, minyak goreng, angkutan udara, sekolah dasar, air kemasan, sekolah dasar, air kemasan, sekolah menengah atas, rokok putih. “Komoditas ini kemudian dikelompokkan,” ujar Dinar.
Ia memaparkan komoditas itu dikelompokkan terdapat 11 kelompok pengeluaran IHK meliputi makanan, minuman dan tembakau. Pakaian dan alas kaki.
Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar lainnya. Perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga. Kesehatan, dan transportasi.
Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Rekreasi, olahraga, dan budaya. Pendidikan. Penyedia makanan dan minuman/restoran. Perawatan pribadi dan jasa lainnya.
Dari sinilah dapat angka apakah inflasi atau deflasi. Andil inflasi adalah besarnya sumbangan setiap komoditas yang mengalami fluktuasi harga terhadap inflasi dan deflasi yang terjadi di suatu kita atau secara nasional.
“Jadi besarnya nilai perubahan indeks inflasi maupun deflasi yang terjadi setiap bulan merupakan gabungan andil dan jenis barang serta jasa yang mengalami fluktuasi harga,” jelasnya. (wie)