Mahasiswa  Malikussaleh KKN Belajar Kerajinan Tangan

  • Bagikan
Mahasiswa Malikussaleh KKN Belajar Membuat tikar  bersama Masyarakat desa Aek Bargot, Kecamatan Padang Bolak Julu, Padang Lawas Utara, Kamis (11/11/2021). beritasore/Ikhwan Siregar
Mahasiswa Malikussaleh KKN Belajar Membuat tikar  bersama Masyarakat desa Aek Bargot, Kecamatan Padang Bolak Julu, Padang Lawas Utara, Kamis (11/11/2021). beritasore/Ikhwan Siregar

PALUTA ( Berita ) : Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Kelompok 253  Universitas Malikussaleh, belajar kerajinan tangan ( bahasa lokal mambayu ) dengan masyarakat desa Aek Bargot, Kecamatan Padang Bolak Julu, Padang Lawas Utara, Kamis (11/11/2021).

Mahasiswa yang bergabung dalam kelompok 253 adalah Pandapotan (Ilmu Politik), Lina Mardiana Harahap (Teknik Informatika), Resti Ani Hutagalung (Administrasi Publik), Yulina Sari(Administrasi Publik),Nur Azizah Hasibuan(Administrasi Publik).

Ali Husin Mubaroq Hsb (Ilmu Politik), Aisyah Bulkeis Harahap (Teknik Informatika), Abdon Nawari Nasution(Teknik Elektro),Muhammad Ari Pernanda Rizki (Ekonomi Pembangunan), Ikhsan Taufiq Siregar (Agribisnis).

Mahasiswa KKN di bawah naungan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Wulandari Mpd.

Perwakilan mahasiswa KKN, Pandapotan  kepada media belajar mambayu tersebut diajarkan oleh salah satu ibu tetua desa Aek Bargot  Romlah Siregar, belajar mambayu yang diajarkan pada saat itu adalah cara membuat keranjang belanja, tikar, tas, atap Rumah, dll.

Mambayu merupakan tradisi kerajinan tangan yang dilakukan ibu-ibu di Kabupaten Padang Lawas Utara yang mereka pelajari ketika masih anak gadis (bujing-bujing) tradisi ini ada untuk memenuhi kebutuhan hidup warga desa pada zaman dahulu.

Pada Zaman dahulu belum ada pabrik yang memenuhi kebutuhan seperti pabrik pengolahan karet dan plastik, jadi orang tua zaman dulu buat kerajinan tangan sendiri untuk kebutuhan.

Cara mambayu  dengan mengeringkan daun yang memiliki ukuran panjang seperti kelapa, sawit, ataupun bargot dengan menjemurnya di bawah sinar matahari dan kemudian menggabungnya dengan selang seling hingga membentuk pola yang diinginkan mambayu sendiri memiliki waktu pengerjaan yang variatif tergantung mambayu ingin membuat apa yang diinginkan.

Kepala desa Aek Bargot, Asrul Efendi Siregar pelajaran dasar  adalah membuat bungkusan dodol, budaya ini yang selalu dilakukan masyarakat Aek Bargot Bahkan seluruh Tapanuli Bagian selatan untuk menyambut hari besar Hari raya Idul Fitri setiap tahunnya.

Budaya mambayu merupakan budaya yang sangat bagus untuk dilestarikan budaya yang terjaga sampai saat ini, semoga menghasilkan  dapat memiliki nilai jual jika ditempatkan pada tempat yang tepat seperti pada festival ataupun toko kerajinan pungkasnya.( ikh)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *