Pj Gubsu Bersama PJ Bupati Langkat Tanam 10 Ribu Mangrove di Lubuk Kertang

  • Bagikan
Berita Sore/ist Plt Bupati Langkat H Syah Afandin bersama Pj Gubernur Sumatera Utara H Hassanudin pada kegiatan penanaman mangrove di Desa Lubuk Kertang, Kecamatan Brandan Barat, Langkat, Kamis (12/10).

LANGKAT (Berita): Pj Gubernur Sumatera Utara H Hassanudin bersama Pj Bupati Langkat H Syah Afandin menanam 10 ribu bibit mangrove di Lubuk Kertang, Kecamatan Brandan Barat, Langkat, Kamis (12/10).

H Syah Afandin mengatakan penanaman dan pemeliharaan mangrove untuk pemulihan kawasan dan penyelamatan ekosistem mangrove di kawasan itu.

Afandin dengan penanaman mangrove ini diharapkan semua berorientasi ke masa depan untuk generasi di Kabupaten Langkat.
“Untuk itu mari kita jaga bersama kelestarian mangrove karena mangrove mempunyai peranan penting dalam menyumbang karbon,” ungkapnya.

Menurut Afandin, mangrove ini juga bisa merupakan hasil tambahan untuk mendapatkan pendapatan bagi nelayan. Ketika air pasang besar itu masyarakat tidak bisa menangkap ikan maka dikelola lebih baik.

Sementara Pj Gubernur Sumut H Hasanudin menyampaikan ke depan bagaimana nanti kita bersama berkolaborasi memanfaatkan tanaman mangrove jadi komoditi yang menghasilkan.

“Untuk itu saya mengajak semua komponen dan masyarakat untuk ikut andil bagaimana menyelamatkan mangrove yang juga merupakan penyangga kehidupan dan penghidupan,” jelas Pj Gubsu Hassanudi

Penanaman dan pemeliharaan untuk pemulihan kawasan dan penyelamatan ekosistem mangrove di Desa lubuk kertang ini memberikan arti dan manfaat besar. Bukan saja untuk Sumut dan Langkat tapi secara nasional karena sebagai penurun emisi karbon.

“Untuk itu pelihara tanaman ini karena akan berarti bagi masa depan generasi selanjutnya,” jelas Pj Gubsu m

Sebelumnya, Laporan Kadis Lingkungan Hidup dan kehutanan Provsu Yuliani Siregar menyampaikan penanaman mangrove ini untuk merehabilitasi dan penyelamatan hutan mangrove di Provinsi Sumatera Utara.

“Kami ber komitmen untuk mendukung program nasional penurunan emisi karbon dan pemenuhan target Indonesia’s Folu Net SINK 2030,” ungkap Yuliani.

Sebagai bagian dari implementasi NDC, sektor Forest and Other Land Use (FOLU) atau sektor kehutanan dan lahan, diyakini menjadi sektor andalan Indonesia di dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca.

“Di desa lubuk kertang terdapat lebih kurang 500 ha hutan mangrove yang perlu dilakukan rehabilitasi,” ungkapnya. (bap)

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *