Inflasi Pematangsiantar Masih Terkendali

  • Bagikan
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Pematangsiantar Edhi Rahmanto Hidayat fotos bersama Usai Rapat Teknis Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Ruang Rapat Gedung KPw BI, Lantai 4, Jalan H Adam Malik Kota Pematangsiantar, Kamis (4/2/2021). Beritasore/ist
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Pematangsiantar Edhi Rahmanto Hidayat fotos bersama Usai Rapat Teknis Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Ruang Rapat Gedung KPw BI, Lantai 4, Jalan H Adam Malik Kota Pematangsiantar, Kamis (4/2/2021). Beritasore/ist

Pematangsiantar ( Berita ) : Di awal tahun 2021,  periode Januari, inflasi di Kota Pematangsiantar tetap terkendali Di tengah kondisi pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi 1,13 persen (month to month/mtm), setelah di bulan sebelumnya terjadi inflasi 1,47 persen (mtm).

Demikian disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Pematangsiantar Edhi Rahmanto Hidayat dalam Rapat Teknis Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Ruang Rapat Gedung KPw BI, Lantai 4, Jalan H Adam Malik Kota Pematangsiantar, Kamis (4/2/2021).

Diterangkan Edhi, tekanan inflasi pada bulan Januari dipengaruhi inflasi pada kelompok makanan, minuman, tembakau, perawatan pribadi, dan jasa lainnya.

Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK pada Januari 2021 tercatat sebesar 1,13 persen (year to date/ytd) atau 3,30 persen (year of year/yoy).

Lebih lanjut Edhi mengatakan, tekanan inflasi pada kelompok makanan dan tembakau, terjadi pada komoditas ikan asin dan daging babi. Kelompok ini mengalami inflasi sebesar 2,36 persen (mtm) pada Januari 2021. Sedangkan kenaikan harga ikan asin teri disebabkan minimnya pasokan yang masuk ke pedagang.

“Curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan pengeringan ikan teri terhambat,” katanya.

Sementara itu, lanjut Edhi, harga daging babi masih mengalami peningkatan, sejalan dengan stok yang menipis. Kendati demikian, beberapa komoditas seperti bawang merah, bawang putih, dan sawi hijau mengalami deflasi.

Sehingga menahan laju inflasi lebih lanjut pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

Sedangkan deflasi pada beberapa komoditas tersebut, lanjut Edhi, disebabkan ketersediaan pasokan yang memadai untuk memenuhi permintaan konsumen.

Sementara itu, tekanan inflasi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, didorong oleh kenaikan biaya rekreasi. Salah satu pendorongnya, naiknya harga tiket masuk Kebun Binatang (Taman Hewan) sebesar 67 persen, yakni dari Rp15 ribu menjadi Rp25 ribu.

Dilanjutkan Edhi, tetap terjaganya inflasi di Kota Pematangsiantar tidak terlepas dari peran proaktif yang dilakukan TPID Kota Pematangsiantar dalam memonitor dan mengawal kelancaran pasokan komoditas strategis di tengah pandemi Covid-19.

Termasuk untuk jalur distribusi pangan dan kebutuhan pangan dipersiapkan dengan baik agar mudah diakses masyarakat, baik dalam rangka penjualan ke masyarakat umum, maupun dalam rangka program bantuan sosial.

Ke depan, katanya, konsistensi dan komitmen dalam menjaga stabilitas harga, BI bersama Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar melalui TPID dan forum-forum yang ada, akan terus dipertahankan untuk mendukung tetap terkendalinya inflasi di Kota Pematangsiantar.

Sebelumnya, Walikota sekaligus Ketua TPID Kota Pematangsiantar Dr H Hefriansyah SE MM dalam sambutannya yang dibacakan Asisten II Zainal Siahaan SE MM saat membuka rapat menerangkan, inflasi yang wajar dan stabil akan menciptakan ekonomi berkesinambungan demi kesejahteraan masyarakat.

Bukan saja bisa menstabilkan harga kebutuhan pokok, namun juga harus bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Termasuk melakukan kerja sama dengan instansi lain yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat.

Lanjut Zainal, ketersediaan pasokan barang dan harga-harga kebutuhan pokok masyarakat sangat memengaruhi inflasi.

“Kita harus berkoordinasi dengan pelaku usaha untuk mengatasi keterlambatan atau kekurangan stok kebutuhan pokok, penyimpangan atau penimbunan, serta distribusi meminimalisir gangguan pasokan bаhan kebutuhan pokok yang didukung dengan kesiapan moda angkutan,” terangnya.

Selain itu, katanya, beberapa komoditas pangan seperti telur, ikan asin teri, dan ayam memiliki peluang memberikan tekanan inflasi di awal tahun ini.

Untuk mengurangi kelangkaan dan kenaikan harga komoditas tersebut, TPID Kota Pematangsiantar harus berupaya dan bekerja untuk menekan angka inflasi tersebut.

Hefriansyah melalui Zainal mengharapkan rapat TPID bukan sekadar rutinitas. Namun harus bisa menciptakan langkah-langkah atau program kegiatan yang dapat mengantisipasi gejolak harga, ketersediaan pasokan pangan, dan kelancaran distribusi, serta mendorong peningkatan kapasitas perekonomian.

Turut hadir dalam rapat tersebut, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pematangsiantar Marlise Simamora, Kepala Sub Divre II Perum Bulog Pematangsiantar Dharma Wijaya, dan para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) anggota TPID Kota Pematangsiantar.(sur)

 

Berikan Komentar
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *